Arti Peribahasa Lenggang Bagai Sirih Jatuh, Tak Tahu Di Tampuk Layu

Photo of author

By admin

Arti Peribahasa Lenggang Bagai Sirih Jatuh, Tak Tahu Di Tampuk Layu

INFO PENDIDIKAN – Arti Peribahasa Lenggang Bagai Sirih Jatuh, Tak Tahu Di Tampuk Layu

Arti kata “peribahasa” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu atau ungkapan, kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku.

Arti Peribahasa Lenggang bagai sirih jatuh, tak tahu di tampuk layu

Orang yang tidak sadar akan kekurangan pada dirinya.

Kesimpulan

Arti peribahasa lenggang bagai sirih jatuh, tak tahu di tampuk layu adalah orang yang tidak sadar akan kekurangan pada dirinya.

Arti peribahasa lainnya :

Selain arti peribahasa lenggang bagai sirih jatuh, tak tahu di tampuk layu, berikut beberapa arti peribahasa lainnya yang mungkin menarik untuk diketahui:

Telah bau bagai embacang
Artinya : Telah mulai jelas (tentang suatu perkara)

Baca Juga :  Arti Peribahasa Telah Panas Hari, Lupa Kacang Akan Kulitnya

Laksana kumbang menyeri bunga, kumbang pun terbang bunga pun layu
Artinya : Lelaki yang suka mempermainkan perempuan (ia pergi, perempuan itu pun merana).

Cupak berkeesaan
Artinya : Keadilan dalam penegakan hukum baru bisa diperoleh apabila sudah cukup mendapatkan keterangan (termasuk proses pemeriksaannya).

Hitam dikatakan putih, putih dikatakan hitam
Artinya : Tidak mengatakan yang sebenarnya (yang baik dikatakan buruk dan sebaliknya)

Kerbau pembulang tali
Artinya :

  1. Orang yang tidak tetap hati dan pemikirannya
  2. goyah. (bulang = mengikat tali ke kepala)

Ketam menyuruhkan anaknya berjalan betul
Artinya : Orang yang memberi nasihat, tetapi dia sendiri tidak melakukan seperti yang dinasihatkannya itu

Lelar makan di upih, lagi putih lagi dikeruk
Artinya : Perbuatan yang didasari hawa nafsu pada akhirnya hanya akan mendatangkan kesulitan/malapetaka dan penyesalan.

Tiba di perut dikempiskan, tiba di mata dipicingkan, tiba di dada dibusungkan
Artinya : Perbuatan tidak adil (seperti terhadap A bersikap keras, terhadap B bersikap lembut)

Baca Juga :  Arti Peribahasa Lupa Ketinggalan, Terlelap Kemalingan

Walaupun setandan bagi kepala, namun untung berkelainan
Artinya : Rezeki setiap orang berbeda-beda.

Berat beban yang sedikit dek hati sakit
Artinya : Melakukan suatu pekerjaan secara terpaksa akan terasa berat walaupun hanya pekerjaan ringan.

Diimbau berbunyi, dilihat bersua
Artinya : Kebenaran yang tidak dapat dibantah/tidak terelakkan. (diimbau = dipanggil)

Macam anak dara tak datang tunangnya
Artinya : Selalu membengkalaikan pekerjaan.

Bagai kain menunjukkan corak bangsanya
Artinya : Rupa dan gaya seseorang menunjukkan asal-usulnya.

Pulau sudah lenyap, daratan sudah tenggelam
Artinya : Sudah tidak ada harapan lagi (gagal sama sekali)

Makanan enggang hendak dimakan oleh pipit
Artinya : Hendak menyamai kebiasaan/tingkah laku orang mulia atau orang kaya.

Awal dibuat, akhir diingat
Artinya : Sebelum menciptakan suatu pekerjaan hendaklah dipikirkan secara matang terlebih dahulu agar pekerjaan itu dapat berlangsung dengan baik.

Baca Juga :  2 Arti Peribahasa Makin Banyak Orang, Makin Banyak Niat

Tak ada guruh bagi orang pekak, tak ada kilat bagi orang buta
Artinya : Bagi orang yang sangat bodoh pidato yang bagus dan dalam isinya tidak ada faedahnya

Kalau dicampak bunga takkan dibalas tahi
Artinya : Biasanya suatu pertolongan kepada seseorang jarang akan dibalas dengan kejahatan.

Seperti padi hampa, makin lama makin mencongak
Artinya : Perihal orang yang bodoh, semakin lama semakin sombong dan semakin besar omongannya.

Kelik-kelik dalam baju
Artinya : Musuh dalam selimut

Lihat juga :
1. Kumpulan Arti Peribahasa lainnya DI SINI
2. Tryout SKD CPNS 2021 (4000+ soal) DI SINI
3. Kamus Besar Bahasa Indonesia DI SINI

Demikian informasi “Arti Peribahasa Lenggang Bagai Sirih Jatuh, Tak Tahu Di Tampuk Layu”, semoga bermanfaat, silahkan Klik LIKE dan SHARE kepada teman-teman yang lain.

Tinggalkan komentar