INFO PENDIDIKAN – Arti Peribahasa Nafsu Nafsi, Raja Di Mata, Sultan Di Hati
Arti kata “peribahasa” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu atau ungkapan, kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku.
Arti Peribahasa Nafsu nafsi, raja di mata, sultan di hati
Berbuat sekehendak hati sendiri
Kesimpulan
Arti peribahasa nafsu nafsi, raja di mata, sultan di hati menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah berbuat sekehendak hati sendiri
Arti peribahasa lainnya :
Selain arti peribahasa nafsu nafsi, raja di mata, sultan di hati, berikut beberapa arti peribahasa lainnya yang mungkin menarik untuk diketahui:
Di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung
Artinya : Harus menyesuaikan diri dengan adat dan keadaan tempat tinggal
Pulau sudah lenyap, daratan sudah tenggelam
Artinya : Sudah tidak ada harapan lagi (gagal sama sekali)
Disangkakan langit itu rendah, dipandang dekat, dicapai tak dapat
Artinya : Suatu pekerjaan hendaklah dicoba terlebih dulu sebelum mengatakan mudah atau susah.
Bagaikan rama-rama masuk api
Artinya : Musnah dengan cepat
Kayu mati berpunggur, manusia mati biar bernama
Artinya : Hidup dan mati manusia hendaklah meninggalkan jasa/kenangan yang baik.
Bagai dekan di bawah pangkal buluh
Artinya : Seseorang yang pandai menyimpan rahasia
Anjing menyalak di ekor gajah
Artinya : Orang lemah (hina) hendak melawan orang yang berkuasa, tentulah perbuatannya akan berakhir sia-sia.
Ijuk tak bersagar, lurah tak berbatu
Artinya : Tidak memiliki saudara yang dihormati orang.
Gamak-gamak seperti menyambal
Artinya : Hanya dengan coba-coba atau kira-kira saja
Yang lahir memperlihatkan yang batin
Artinya : Perbuatan atau kelakuan menunjukkan sifat atau perasaan yang tersembunyi dari seseorang.
Bagai diikat dengan sehasta tali
Artinya : Dalam keadaan yang sangat terbatas.
Buka kulit, ambil tampak isi
Artinya : Jujur dan terus terang (dalam perundingan dan sebagainya)
Manis jangan lekas ditelan, pahit jangan lekas dimuntahkan
Artinya : Segala sesuatu hendaknya ditimbang baik-baik dahulu sebelum diterima atau ditolak
Kikir pari belulang kering, direndam tujuh hari tak basah
Artinya :
- Terlalu degil atau terlalu kikir
- orang yang kuat/berkuasa.
Yang secupak tak akan jadi segantang
Artinya : Nasib orang tidak dapat diubah
Bangkai gajah busuk di hutan hendak ditanam, pekung di kaki sendiri dibiarkan meroyak
Artinya : Keburukan orang lain hendak ditutup-tutupi, tetapi keburukan sendiri dibiarkan terdedah/tersingkap. (meroyak = merambat ke kiri dan ke kanan)
Tercacak bagai lembing tergadai
Artinya : Sangat terkesima/tertegun.
Jika takut dilimbur pasang, jangan berumah di tepi pantai
Artinya : Kalau takut mendapat kesusahan, jangan mengerjakan hal-hal yang berbahaya
Nasi masak periuk pecah
Artinya : Hukuman yang sudah diputuskan tidak dapat dibanding/diganggu-gugat lagi.
Cakap berdegar-degar, tahi tersangkut di gelegar
Artinya : Banyak bicara (sombong) tetapi tidak ada satu pun pekerjaan yang dapat diselesaikannya.
Lihat juga :
1. Kumpulan Arti Peribahasa lainnya DI SINI
2. Free Tryout SKD CPNS (4000+ soal) DI SINI
3. Kamus Besar Bahasa Indonesia DI SINI
Demikian informasi “Arti Peribahasa Nafsu Nafsi, Raja Di Mata, Sultan Di Hati”, semoga bermanfaat, silahkan Klik LIKE dan SHARE kepada teman-teman yang lain.