INFO PENDIDIKAN – Arti Peribahasa Utang Biduk Belum Langsai, Utang Pengayuh Datang Pula
Arti kata “peribahasa” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu atau ungkapan, kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku.
Arti Peribahasa Utang biduk belum langsai, utang pengayuh datang pula
Hutang yang dulu/sebelumnya belum dibayar, tetapi kini sudah berhutang lagi.
Kesimpulan
Arti peribahasa utang biduk belum langsai, utang pengayuh datang pula adalah hutang yang dulu/sebelumnya belum dibayar, tetapi kini sudah berhutang lagi.
Arti peribahasa lainnya :
Selain arti peribahasa utang biduk belum langsai, utang pengayuh datang pula, berikut beberapa arti peribahasa lainnya yang mungkin menarik untuk diketahui:
Utang jiwa dibayar dengan jiwa
Artinya : Segala perbuatan pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal/sesuai dengan perbuatannya tersebut.
Kalau dicampak bunga takkan dibalas tahi
Artinya : Biasanya suatu pertolongan kepada seseorang jarang akan dibalas dengan kejahatan.
Dengan sesendok madu dapat lebih banyak ditangkap serangga daripada dengan cuka sesendok
Artinya : Dengan mulut manis serta ramah-tamah lebih banyak diperoleh sahabat (kawan) daripada dengan perkataan yang tajam dan muka yang masam
Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya
Artinya : Usaha yang tiada henti (pantang menyerah) pasti akan membuahkan hasil yang baik.
Sudah suratan takdir
Artinya : Sudah merupakan ketetapan Tuhan.
Banyak orang banyak ragam nya
Artinya : Tiap-tiap orang mempunyai pendapat (kemauan) sendiri-sendiri
Marahkan tikus rengkiang dibakar
Artinya : Takut akan bahaya yang kecil, keuntungan yang besar dibuang dan akhirnya merana/kecewa.
Dendang menggonggong telur
Artinya : Orang bodoh yang berpakaian bagus.
Hidup kayu berbuah, hidup manusia biar berjasa
Artinya : Pada waktu kita hidup sebaiknya berbuat baik untuk diri sendiri dan untuk masyarakat
Seperti tuma, di kain putih, dia putih, di kain hitam, dia hitam
Artinya : Orang yang pandai menempatkan diri dalam pergaulan.
Masuk ke negeri orang bertanamlah ubi, jangan bertanam tembilang
Artinya : Jika pergi merantau ke negeri asing hendaklah mencari sesuatu yang berguna (harta, ilmu pengetahuan, dsb), janganlah membuang-buang waktu dengan percuma/sia-sia.
Ke dalam sumpit tak muat, ke dalam ambung longgar
Artinya : Orang yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan keadaan. (ambung = keranjang)
Habis kapak berganti beliung
Artinya : Sangat rajin dalam bekerja.
Anjing itu, meskipun dirantai dengan rantai emas, berulang-ulang juga ia ke tempat najis
Artinya : Orang jahat, walaupun diberikan kesenangan, namun kalau mendapat kesempatan, pasti akan diulanginya lagi perbuatan jahatnya.
Hujan tak sekali jatuh, simpai tak sekali erat
Artinya :
- Suatu pekerjaan tidak dapat diselesaikan sekaligus
- Keberuntungan dan kebahagiaan itu tidak sekali datang
Patah kemudi dengan ebamnya
Artinya : Sudah tidak ada harapan lagi
Telaga mencari timba
Artinya : Perempuan mencari laki-laki
Mulut disuapi pisang, pantat dikait dengan onak mulut manis hati berkait
Artinya : Manis perkataannya, tetapi jahat maksudnya
Gajah terum di tengah rumah
Artinya : Orang besar/berkuasa yang bertamu ke rumah orang miskin, sehingga menyusahkan orang yang menerimanya itu. (terum = duduk)
Baik membawa resmi ayam betina, supaya tidak ada bencana
Artinya : Lebih baik merendah daripada sombong, supaya selamat dalam hidup. (resmi = sifat)
Lihat juga :
1. Kumpulan Arti Peribahasa lainnya DI SINI
2. Tryout SKD CPNS 2021 (4000+ soal) DI SINI
3. Kamus Besar Bahasa Indonesia DI SINI
Demikian informasi “Arti Peribahasa Utang Biduk Belum Langsai, Utang Pengayuh Datang Pula”, semoga bermanfaat, silahkan Klik LIKE dan SHARE kepada teman-teman yang lain.