INFO PENDIDIKAN – Strategi Mengajar Menggunakan Multiple Intelligence
Sobat Pendidikan, berbicara tentang metode pembelajaran, apakah bisa mengajar menggunakan multiple intelligence? Jawabannya adalah bisa. Hanya saja, setiap metode pasti membutuhkan strategi tersendiri.
Howard Gardner, dalam teori multiple intelligence, menyebutkan bahwa setiap pembelajar memiliki lebih dari satu jenis kecerdasan. Dalam teori tersebut, beliau juga menjelaskan bahwa ada 9 tipe kecerdasan. Di antaranya adalah verbal-linguistik, logis-matematis, spasial-visual, kinestetik-jasmani, musikal, intrapersonal, interpersonal, eksistensial, dan naturalis.
Dari 9 kecerdasan di atas, siswa bisa saja mempunya dua atau tiga kecerdasan, bahkan lebih. Hanya saja, ada satu jenis intelligence yang benar-benar ia kuasai. Karena itulah, guru tidak sepatutnya mengacu pada satu skill siswa saat mengajar. Sebaliknya, guru harus memantik agar semua kemampuan yang dimiliki siswa dapat berjalan beriringan.
Ada beberapa strategi untuk menerapkan konsep multiple intelligence dalam pembelajaran. Namun, sebelum itu, ada baiknya kita pahami dulu jenis/tipe kecerdasan majemuk. Berikut pemaparannya:
Macam-macam Multiple Intelligence
Gardner menyebutkan dalam teorinya bahwa ada 8 tipe kecerdasan. Masing-masing kecerdasan memiliki karakteristik tersendiri. Tentu saja, cara atau gaya belajar di antara 8 kecerdasan tersebut tidak sama. Sebelum mengajar menggunakan multiple intelligence, kita urai dulu jenis-jenisnya. Langsung saja, berikut penjelasannya:
1. Kecerdasan Verbal-Linguistik
Multiple intelligence yang pertama adalah verbal-linguistik. Verbal linguistik merupakan tipe kecerdasan terkait kemampuan dalam berbahasa. Siswa yang memiliki kecerdasan verbal-linguistik, biasanya, mampu menggunakan bahasa secara efektif. Misalnya, mereka dapata berbicara dengan tepat dan lancar, bercerita dengan baik, daya ingat yang kuat, serta kemampuan membaca yang sangat bagus.
Kebiasaan anak yang pandai berbahasa adalah merangkai kisah imajinatif, suka menulis, menghafal, kaya akan kosakata, dan lain sebagainya. Untuk merangsang dan terus mengembangkannya, guru dapat mengajaknya untuk komunikasi secara intens. Selain itu, siswa juga dapat belajar dengan mendengarkan lagu, serta masih banyak lagi.
2. Kecerdasan Logis-Matematis
Tipe kecerdasan berkatian dengan cara bernalar. Biasanya, siswa cenderung menyukai sesuatu yang rumit. Dengan kecerdasan logis-matematis, siswa mampu menemukan rumus/pola, menganalisis problematika dengan logis, dan lainnya.
Ada yang menganggap bahwa kemampuan semacam ini tergolong sebagai kecerdasan ilmiah. Ini karena kecerdasan tersebut sangat berhubungan dengan kecakapan dalam berargumentasi, aktivitas berpikir, hingga kelogisan saat memecahkan masalah. Bahkan, skill ini biasanya terlihat sejak kecil, seperti anak yang cenderung menyukai puzzle, bilangan, dan lain-lain.
3. Kecerdasan Spasial-Visual
Selanjutnya adalah kecerdasan spasial-visual, yaitu kemampuan dalam berimajinasi serta mengenali beragam pola dan bentuk. Siswa yang cerdasa dalam hal ini lebih peka terhadap area spasial dan hasil analisisnya pun sangat akurat. Mereka juga dapat mentransformasi rekognisi ruang ke dalam pikiran secara visual.
4. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani
Tipe multiple intelligence satu ini seringkali dikenal sebagai kemampuan gerak tubuh. Bukan berarti anak hanya aktif dan suka bergerak ke sana-kemari. Namun, anak juga mampu mengontrol pergerakan tubuhnya yang over. Bahkan, anak juga dapat mengkoordinasi setiap gerakan dengan baik.
Biasanya, siswa yang cerdas secara kinestetik-jasmani memiliki tubuh atletis, keterampilan fisik, dan kecakapan dalam berekspresi. Untuk meningkatkan kecerdasannya, guru atau orangtua bisa mengajak si anak untuk melakukan aktivitas fisik. Misalnya, mengikuti kelompok olahraga, kursus tari, dan lainnya.
5. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musikal merupakan kemampuan dalam mencerna musik, mengenali musik, menyimak pola nada, hingga memanipulasinya. Anak dengan kecerdasan musikal cenderung menyukai segala hal yang berhubungan dengan musik. Misalnya, anak gemar memainkan alat musik, menyanyi, mengikuti tempo nada dan irama, dan masih banyak lagi. Yang pasti, anak tersebut sangat peka terhadap beragam suara.
6. Kecerdasan Intrapersonal
Guru juga perlu mengajar menggunakan multiple intelligence untuk meningkatkan kecerdasan intrapersonal siswa. Tujuannya adalah agar anak peka dengan kondisi diri sendiri. Kecerdasan intrapersonal sendiri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali kekurangan dan kelebihan diri. Dalam artian, anak mampu mengintrospeksi diri. Sehingga, mereka sadar betul bagaimana keadaan dirinya.
Dalam hal ini, ada kebiasaan yang sangat menonjol, seperti suka menulus di buku harian, menceritakan kelemahan, masalah, dan lainnya. Sementara, guru dapat menyiasati agar kebiasaan tersebut membuahkan hasil. Guru dapat menerapkan strategi affection, appreciation, acceptance, dan attention. Dengan begitu, anak akan menerima kondisi diri sendiri dan lebih percaya diri.
7. Kecerdasan Interpersonal
Jika intrapersonal cenderung private, maka interpersonal tidak. Kecerdasan ini berhubungan cara anak dalam bersosial. Siswa dapat berkomunikasi, berhubungan, mengetahui, dan juga memahami perannya terhadap teman atau orang sekitar.
Jika kecerdasan ini diasah dengan baik, maka kemampuan berinteraksi juga akan semakin baik. Anak akan peka dengan keadaan lingkungan sosialnya. Sehingga, hal tersebut menciptakan hubungan baik dengan keluarga, teman, atau masyarakar sekitar. Anak juga akan mampu beradaptasi dengan cepat di manapun.
8. Kecerdasan Naturalis
Secara bahasa, natural adalah alam. Artinya, kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk memahami keadaan lingkungan alam. Biasanya, anak naturalis sangat menyukai aktivitas yang berhubungan dengan alam. Misalnya, merawat bunga, mengoleksi kupu-kupu, dan lain-lain.
Demikian informasi “Strategi Mengajar Menggunakan Multiple Intelligence”.
Terima kasih sudah berkunjung, apabila artikel “Strategi Mengajar Menggunakan Multiple Intelligence” ini bermanfaat, silahkan Klik LIKE dan SHARE kepada teman-teman yang lain.