INFO PENDIDIKAN – Tiada Kata Lain selain Wujudkan Impian Jadi Guru
Sobat Pendidikan, “Semua butuh guru. Dokter, insinyur, bahkan seorang presiden sekalipun butuh guru hingga mereka dapat menjadi orang-orang hebat sesuai dengan bidangnya masing-masing.” Kalimat tersebut yang pernah disampaikan orang tuaku, yang akhirnya menjadi doktrin dalam hidupku sejak kecil.
Doktrin itu pula yang kemudian mengantarkan saya menjadi seorang pelajar yang academic oriented dan individualis. Di sisi lain, ibu saya juga mengatakan bahwa jika kelak saya ingin kuliah, maka saya harus bisa masuk perguruan tinggi negeri. Jika tidak, maka orang tua tidak akan mampu membiayainya.
Saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Ayah saya berprofesi sebagai guru SMP. Ibu saya juga merupakan seorang guru SD.
Gaji seorang PNS guru pada waktu itu tidaklah besar. Namun demikian, setidaknya gaji seorang guru masih bisa untuk mencukupi kebutuhan pokok keluarga.
Meskipun menjadi guru tidak menjadikan orang bergelimang harta, namun impian menjadi guru tetap tertancap kuat dalam diri saya. Doktrin tentang kehebatan seorang guru sudah mulai tertanam sejak saya masih bersekolah pada jenjang sekolah dasar.
Cita-cita pertama yang pernah terlintas dalam benak seorang siswa SD ketika itu, saya ingin menjadi seorang guru olahraga. Entah alasan apa yang menjadikan saya ingin menjadi guru olahraga ketika itu, padahal saya tidak memiliki bakat apapun yang berkaitan dengan olahraga. Ternyata keinginan untuk menjadi guru olahraga tidak bertahan lama karena ketertarikan saya setiap mengikuti pelajaran Pendidikan Ilmu Alam (IPA). Setelah itu tumbuh keinginan saya untuk dapat menjadi guru IPA.
Sejak kecil saya terus didorong oleh orang tua untuk menjadi juara kelas. Berkat dorongan tersebut benar-benar mengantarkan saya menjadi juara kelas hampir setiap tahun.
Saat duduk di kelas enam, saya berkeinginan setelah lulus nanti dapat melanjutkan pendidikan di sebuah sekolah favorit. Tetapi keinginan tersebut pupus setelah ibu mengatakan bahwa untuk pendidikan lanjutku tidak perlu jauh-jauh. Apalagi menempuh pendidikan di sebuah sekolah favorit waktu itu dianggap membutuhkan biaya yang banyak. Akhirnya setelah lulus SD, saya melanjutkan pendidikan di salah satu SMP Negeri tepatnya SMPN 9 Palangka Raya yang tidak jauh dari tempat tinggalku.
Setelah masuk SMP, saya masih tetap menjadi seorang siswa academic oriented yang tidak mau mempedulikan apapun selain belajar dan mengerjakan tugas. Tempat “nongkrong” paling favorit adalah perpustakaan untuk membaca. Hal tersebut menjadikan saya tidak memiliki banyak kawan. Yang saya ingat saat itu, saya hanya memiliki beberapa teman.
Mungkin teman-teman sebaya menganggap saya pendiam atau mungkin terlalu bersikap masa bodoh, atau mungkin sangat membosankan. Namun semua itu tidak saya pedulikan. Sebab yang saya pikirkan waktu itu hanyalah bagaimana agar saya selalu menjadi juara di kelas hingga kelak dapat berkuliah di salah satu perguruan tinggi negeri untuk dapat menjadi seorang guru.
Saat SMP, saya semakin menyukai mata pelajaran IPS sehingga nilai saya di mata pelajaran tersebut semakin hari semakin baik dan memuaskan. Bahkan saya mendapatkan nilai memuaskan pada Ujian Nasional untuk mata pelajaran IPS. Oleh sebab itu, saya yang sebelumnya ingin jadi guru IPA, mulai tertarik menjadi seorang guru IPS.
Hingga berseragam putih abu-abu, saya masih menjadi siswa academic oriented, disebabkan oleh cita-cita saya ingin menjadi seorang guru. Kelak, saya berharap dapat masuk perguruan tinggi negeri mengambil jurusan pendidikan IPS dengan tanpa tes.
Menjelang lulus SMA, saya didaftarkan oleh guru Bimbingan dan Konseling (BK) untuk masuk Universitas Negeri Palangka Raya melalui jalur penelusuran bibit unggul untuk mata pelajaran IPS. Melihat kemampuan saya di bidang IPS, membuat rasa percaya diri saya cenderung berlebihan, saya begitu yakin akan diterima.
Saat pengumuman keluar, ternyata kepercayaan diri yang sudah terlanjur melambung tinggi terpatahkan dengan fakta bahwa saya tidak diterima menjadi calon mahasiswa baru di Universitas Negeri Palangka Raya melalui jalur penelusuran bibit unggul untuk mata pelajaran IPS. Maka realita tersebut membangunkan saya dari buaian arogansi yang beranggapan bahwa dengan segudang prestasi yang pernah saya raih akan mampu meraih apapun yang saya inginkan, seolah-olah saya mampu mengintervensi takdir Tuhan.
Sempat putus asa dan menyalahkan diri sendiri sebab kegagalan ini. Hingga akhirnya saya mencoba bangkit kembali, mengingat masih ada kesempatan lain untuk dapat masuk perguruan tinggi negeri.
Kemudian saya mendaftar kembali melalui seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri di Universitas Negeri Palangka Raya jurusan IPS. Ketika itu, orang tua saya memberikan sebuah saran, “Sebaiknya jangan hanya mendaftar satu jurusan, bisa mendaftar jurusan lainnya.”
Jujur saja saya tidak menyangka akan diizinkan mendaftarkan diri lebih dari satu jurusan, sehingga kesempatan tersebut tidak saya sia-siakan. Saya juga mendaftarkan diri dengan pilihan pertama Jurusan Pendidikan IPS, pilihan kedua Pendidikan Fisika, dan Pendidikan Biologi sebagai pilihan ketiga.
Akhirnya pengumuman seleksi masuk perguruan tinggi negeri tiba. Ternyata takdir membawa saya menjadi bagian dari Universitas Negeri Palangkaraya jurusan Pendidikan Fisika.
Tujuh semester saya lalui hingga saya lulus di jurusan Pendidikan Fisika. Setelah lulus, saya memberanikan diri untuk meminta izin melanjutkan ke program pasca sarjana. Tetapi sayangnya orang tua tidak mengizinkan karena tidak punya biaya. Justru orang tua menyarankan saya untuk mencari pengalaman mengajar dengan cara menjadi guru honorer.
Saya pun mulai mengajar di salah satu SMP Negeri saya mendapat tawaran untuk mengabdi di SMPN 9 Palangka Raya. Bisa dikatakan saya memulai perjuangan sebagai guru yang sebenarnya adalah di sini. Saya harus mengajar dengan honor yang tidak pasti.
Selanjutnya, tiga tahun lamanya saya mengabdi sebagai guru honorer. Pada tahun 2018, saya mengikuti seleksi penerimaan CPNS. Proses seleksi yang penuh drama harus saya lalui. Ada 34 orang yang mendaftar seleksi CPNS di formasi yang saya pilih yang di butuhkan hanya 1 orang guru saja. Tapi tidak ada yang lolos passing grade ujian seleksi kompetensi dasar. Sedangkan saya termasuk juga dalam kategori tidak lolos passing grade. Putus lah harapan, jelas bahwa bagi yang tidak lolos ambang batas maka tidak ada kesempatan untuk mengikuti tahapan ujian selanjutnya yakni seleksi kompetensi bidang.
Kecewa, sedih, bahkan malu sempat saya alami. Rasanya untuk bertatap muka dengan siswa saja pun enggan. Saya merasa gagal, semua kebanggaan terhadap kemampuan diri, prestasi, yang pernah saya raih di masa lalu seakan-akan tidak ada manfaatnya. Saya merasa bukan siapa-siapa ketika itu.
Namun pada akhirnya saya mencoba untuk ikhlas menerima, berusaha merelakan apa yang menjadi kehendak Tuhan, menguatkan diri untuk menerima dan mencoba yakin bahwa ada hikmah di balik semua peristiwa ini.
Ketika ikhlas itu sudah benar-benar tertanam, meleburkan kesombongan dan segala keangkuhan diri, Tuhan mengirimkan keajaiban. Tiba-tiba ada kebijakan bagi P2 (peserta tidak lolos passing grade) tetap berhak mengikuti tes seleksi kompetensi bidang berdasarkan perangkingan. saya pun masuk sebagai tiga besar yang berhak mengikutinya.
Melalui proses tersebut, akhirnya saya diterima menjadi CPNS angkatan 2018, dengan TMT mulai bulan Februari 2019 sebagai guru mata pelajaran Pendidikan IPA di SMP Negeri 1 Kurun. Takdir yang tidak pernah disangka setelah perjalanan panjang, yang sungguh tidak terlepas dari kuasa Tuhan sebagai Sang Maha Berkehendak.
Selama ini, saya telah menghabiskan masa muda untuk mengejar ambisi menjadi guru. Lelah? Pasti. Jenuh? Iya. Ingin berhenti berjuang? Sering. Tetapi saya bersyukur bahwa Tuhan selalu mengiringi langkah demi langkah. Dia yang membangkitkan kembali di kala saya terjatuh, Dia kuatkan lagi di saat saya terpuruk dan putus asa. Apa yang saya dapatkan saat ini tidak terlepas dari belas kasih-Nya. (*)
Demikian informasi “Tiada Kata Lain selain Wujudkan Impian Jadi Guru”.
Terima kasih sudah berkunjung, apabila artikel “Tiada Kata Lain selain Wujudkan Impian Jadi Guru” ini bermanfaat, silahkan Klik LIKE dan SHARE kepada teman-teman yang lain.