Tips Mengatasi Siswa Pelaku Bullying di Sekolah

Photo of author

By Putu Atmaka

Tips Mengatasi Siswa Pelaku Bullying di Sekolah

INFO PENDIDIKAN – Tips Mengatasi Siswa Pelaku Bullying di Sekolah

Sobat Pendidikan, Bullying atau perundungan menurut KBBI  adalah cara, proses atau perbuatan yang dilakukan oleh seseorang menggunakan kekuatan untuk mengintimidasi atau menyakiti orang yang lebih lemah.

Kasus perundungan yang lebih dikenal dengan bully atau bullying kini sudah terjadi hampir di seluruh dunia termasuk Indonesia. Hal tersebut tentu perlu menjadi perhatian khusus bagi tenaga pendidik dan orang tua karena memiliki dampak yang serius bagi korban perundungan.

Berdasarkan data dari Pusat Statistik Pendidikan Nasional, prosentase korban bullying atau perundungan siswa laki-laki secara fisik lebih tinggi sebesar yakni 6% dan perempuan sebesar 4%.

Namun bukan berarti siswa perempuan lantas terbebas dari perundungan, karena ternyata siswa perempuan 18% lebih tinggi mengalami kasus perundungan dengan rumor. Sedangkan siswa laki-laki hanya setengahnya yakni 9%.

Siswa yang pernah mengalami perundungan juga mengaku bahwa perundungan banyak terjadi di lorong tangga sekolah, kelas, cafe atau kantin, halaman sekolah, kamar mandi atau loker, bus sekolah bahkan online atau melalui tulisan.

Lalu, bagaimana guru mengetahui siswanya menjadi korban perundungan?

Ternyata mengenali siswa yang terindikasi menjadi korban perundungan cukup mudah. Umumnya  korban perundungan mengalami depresi, kecemasan, prestasi akademik rendah, sering mengalami sakit kepala dan perut serta kurang bisa menyesuaikan diri.

Menjadi seorang guru tidak hanya sebatas menularkan ilmu, namun guru juga perlu memberikan motivasi dan teladan yang baik untuk siswanya. Oleh karena itu, kini guru dituntut untuk menjadi pengajar yang inspiratif dan penggerak kelas.

Seperti yang kita tahu, pembelajaran saat ini tidak bisa lepas dari teknologi maupun media yang inovatif dan interaktif. Siswa tidak hanya menyimak materi, mereka juga harus mengungkapkan pemahaman materi dari guru atau buku.

Oleh sebab itu, mencegah dan mengatasi kasus perundungan di sekolah menjadi salah satu tugas guru di sekolah. Karena guru sudah menjadi orang tua bagi siswa ketika mereka di sekolah.

Unesco menganjurkan hal-hal berikut bagi guru untuk mengatasi siswa pelaku kasus bullying di sekolah.

Dengarkan Cerita Siswa

Mengatasai perundungan di sekolah bisa dimulai dengan mendengarkan cerita versi pelaku dan korban. Sebaiknya, guru mendengarkan cerita dari korban lalu meminta pelaku perundungan untuk bercerita.

Jika terdapat perbedaan cerita antara korban dan pelaku, maka cobalah untuk meminta klarifikasi pada pelaku perundungan.

Tunjukkan Empati

Jika pelaku perundungan sudah mengakui kesalahannya, guru perlu menunjukkan empati dan memberikan kasih sayang kepada siswa yang di bully. Untuk memudahkan, buatlah permisalan apabila pelaku berada di posisi korban.

Dengan begitu, pelaku bisa ikut merasakan sedikit efek negatif yang selama ini telah ia dapatkan. Setelah itu, cobalah untuk mengajak pelaku bully untuk meminta maaf kepada korban secara langsung.

Guru juga perlu memberi arahan bahwa setiap siswa memiliki hak-nya di sekolah misalnya hak untuk ikut kelompok belajar, study tour dan lain sebagainya.

Bicarakan dengan Orang Tua Siswa

Guru hanya menjadi orang tua kedua di sekolah, oleh sebab itu orang tua siswa pelaku bully perlu mengetahui mengenai perilaku anaknya di sekolah.  Anak wajib melakukan hal tersebut agar tahu mana hal yang tidak pantas dilakukan di sekolah.

Guru dan orang tua juga bisa membuat rencana tertentu supaya siswa pelaku bully bisa menjadi anak yang baik kedepannya.

Beri Konsekuensi

Pelaku bully perlu diberi konsekuesi atau hukuman, namun perlu digaris bawahi bahwa hukuman yang diberikan juga lebih baik tidak berkaitan dengan hukuman fisik seperti berdiri di lorong dan mengangkat kaki selama pelajaran atau hal lainnya.

Sebaiknya berikan hukuman harus berkaitan dengan kesalahan pelaku. Hukuman tersebut juga harus logis sehingga kedua belah pihak bisa menerimanya dengan baik.

Misalnya jika pelaku pernah mencuri atau merusak barang korban, maka pelaku bully harus mengembalikan atau mengganti barang yang telah dia curi atau rusak.

Tingkatkan Budaya Anti-Bullying di Sekolah

Salah satu pemicu perundungan di sekolah sebenarnya berawal dari saling ejek atau hina antara siswa satu dengan lainnya. Oleh karena itu, guru harus wasapada dan mencegah hal semacam ini di sekolah.

Meningkatkan perilaku tanggung jawab siswa di sekolah juga mampu mengurangi perundungan atau penindasan di sekolah. Sebagai pengajar dan teladan bagi siswa, guru perlu memberi nasehat pada siswa bahwa setiap manusia memiliki hak dan kewajibannya masing-masing.

Untuk itu, guru harus memposisikan diri sebagai sosok yang netral dan adil serta sayang kepada siswanya. Dengan begitu, diharapkan siswa juga melakukan hal yang sama kepada teman sebayanya sehingga kasus bullying bisa dicegah. Bukankah terdapat pepatah yang mengatakan bahwa mencegah lebih baik daripada mengatasi atau mengobati?

Demikian informasi “Tips Mengatasi Siswa Pelaku Bullying di Sekolah”.

Terima kasih sudah berkunjung, apabila artikel “Tips Mengatasi Siswa Pelaku Bullying di Sekolah” ini bermanfaat, silahkan Klik LIKE dan SHARE kepada teman-teman yang lain.

https://naikpangkat.com/

Tinggalkan komentar