INFO PENDIDIKAN – Asesmen Awal dalam Pembelajaran Berdiferensiasi
Sobat Pendidikan, asesmen awal pembelajaran adalah bagian yang penting dalam proses pembelajaran dan memegang peran yang strategis dalam kurikulum Merdeka. Asesmen ini dilakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran secara formal dan bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan dan potensi siswa dalam memahami materi.
Asesmen ini dilakukan dengan berbagai metode, seperti tes tertulis, observasi, wawancara, atau diskusi kelompok, dan guru memegang peran penting dalam memilih metode yang tepat. Asesmen awal sangat bermanfaat bagi guru dalam menentukan arah pembelajaran dan menyesuaikan materi yang diajarkan dengan tingkat kemampuan siswa.
Asesmen, perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran adalah suatu siklus. Fleksibilitas pembelajaran dibutuhkan agar guru diberikan keleluasaan untuk mengajar semua peserta didiknya hingga mencapai kompetensi minimum.
Berikut merupakan siklus dari asesmen, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran.
- Penentuan MA (tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen pembelajaran asesmen di awal pembelajaran
- Pelaksanaan assesmen di awal pembelajaran. mengetahui kesiapan setiap individu peserta didik untuk mempelajari materi yang akan dipelajari
- Pendidik memodifikasi rencana yang dibuatnya dan/atau membuat penyesuaian untuk sebagian peserta didik
- Melaksanakan pembelajaran dan menggunakan berbagai metode asesmen formatif untuk memonitor kemajuan belajar
- Melaksanakan asesmen di akhir pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran
Asesmen awal pembelajaran bertujuan untuk mengidentifikasi kesiapan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditargetkan. Hasilnya digunakan pendidik sebagai rujukan dalam merencanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan tahap capaian pembelajaran peserta didik.
Pendidik memiliki keleluasaan menggunakan berbagai teknik dan instrumen dengan mempertimbangkan:
1) Karakteristik mata pelajaran;
2) Karakteristik dan kemampuan peserta didik;
3) Capaian pembelajaran;
4) Tujuan pembelajaran,
5) Sumber daya pendukung yang tersedia.
Untuk memahami lebih lanjut mengenai asesmen awal pembelajaran, berikut contoh penerapannya dalam pembelajaran berdiferensiasi.
Contoh asesmen di awal pembelajaran
1. Asesmen Awal Pembelajaran: Menyebutkan simbol-simbol Pancasila sesuai kartu simbol Pancasila
2. Asesmen formatif: Observasi kelas atas partisipasi peserta didik dalam kerja kelompok.
3. Asesmen sumatif: Presentasi tugas
Instrumen asesmen awal pembelajaran yang digunakan adalah soal isian singkat dan soal cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari terkait keliling segiempat, segitiga, dan lingkaran. Atas jawaban peserta didik, pendidik mengidentifikasi kesiapan peserta didik di kelasnya, yaitu:
- Mayoritas peserta didik telah memahami konsep keliling dan dapat menghitung keliling bangun datar.
- Beberapa peserta didik dapat memahami konsep keliling, namun belum lancar dalam menghitung keliling bangun datar.
- Beberapa peserta didik belum memahami konsep keliling.
Berdasarkan data tersebut, pendidik melakukan pembelajaran terdiferensiasi sebagai berikut:
- Peserta didik mengerjakan soal- soal yang lebih menantang yang mengaplikasikan konsep keliling dalam kehidupan sehari-hari.
- Peserta didik bekerja secara mandiri dan saling memeriksa pekerjaan masing-masing.
- Pendidik menjelaskan cara menghitung keliling bangun datar
- Peserta didik diberi latihan untuk berkelompok menghitung keliling bangun datar dengan menggunakan bantuan benda-benda konkret.
- Jika mengalami kesulian, peserta didik diminta mengajukan pertanyaan kepada 3 teman sebelum bertanya langsung kepada pendidik. Pendidik akan sesekali mendampingi kelompok untuk memastikan agar tidak terjadi miskonsepsi.
Demikian informasi “Asesmen Awal dalam Pembelajaran Berdiferensiasi”.
Terima kasih sudah berkunjung, apabila artikel “Asesmen Awal dalam Pembelajaran Berdiferensiasi” ini bermanfaat, silahkan Klik LIKE dan SHARE kepada teman-teman yang lain.